Bab yang kami resume antara lain
1. Memahami Kalimat Thayyibah
2. Membiasakan Akhlak Terpuji
3. Menghindari Akhlak Tercela
semoga bermanfaat bagi pembaca, amin
1. Memahami Kalimat Thayyibah
2. Membiasakan Akhlak Terpuji
3. Menghindari Akhlak Tercela
semoga bermanfaat bagi pembaca, amin
Kalimah Thayyibah
1.
Arti
Ucapan Innalillahi wa inna ilahi raji’un
Innalillahi wa inna ilahi
raji’un artinya sesungguhnya kita adalah milik Allah dan pasti
akan kembali kepada-Nya.
Saat yang tepat mengucapkan kalimat Innalillahi
wa inna ilahi raji’un yaitu :
-
Jika tertimpa musibah baik ringan atau berat.
-
Ketika terkena halangan atau rintangan,
contohnya: ketika tersandung batu, ketika melihat buku, gelas dan benda lainnya
yg jatuh dari meja.
Rasulullah Saw bersabda yang
artinya :
“tidaklah seorang hamba terkena musibah, kemudian ia berdoa,
“sesungguhnya kita kepunyaan Allah dan sesungguhnya kita akan kembali
kepada-Nya, ya Allah berilah pahala dalam musibah ini dan berilah aku ganti
yang lebih baik daripadanya, “kecuali Allah akan memberikan pahala dalam musibahnya
dan Allah member ganti baginya yang lebih baik daripadanya. (HR Muslim: 1526)
Dengan kesabaran dan ikhlas
kita akan mendapat keutamaan dari Allah yaitu
a. Diangkat
derajat kita di sisi Allah
b. Diampuni
dosa-dosa kita
c. Diberi
ketenangan hati oleh Allah
2.
Perilaku
Menghadapi Musibah
Tidak
ada suatu musibah yang menimpa manusia tanpa izin Allah. Banyak contoh musibah
yang telah kita lihat dan kita dengar, kejadian tersebut merupakan sesuatu yang
menyengsarakan dan mendatangkan penderitaan, bahkan ada yang menganggap
seolah-olah telah kiamat.
Allah
tidak akan menguji hambaNya dengan musibah di luar kesanggupannya. Allah juga
tidak akan mendatangkan musibah jika kita tidak ada hikmah di balik kejadian
itu.
Ada dua bentuk musibah yang
dialami manusia, yaitu:
a. Musibah
yang berarti azab dari Allah
Diperuntukkan
bagi orang-orang yang lalai yang berbuat maksiat meninggalkan perintah Allah.
b. Musibah
yang berarti ujian dari Allah
Diperuntukkan
bagi orang-orang yang beriman, melalui ujian tersebut dosa seseorang akan diampuni
oleh Allah asalkan ikhlas dan sabar menerimanya.
Ciri
orang yang dapat mengambil hikmah dari musibah, yaitu
Perubahan
perilaku menjadi lebih bertaqwa setelah menerima musibah, yaitu perilakunya
menjadi lebih baik dan lebih peduli kepada orang lain.
Asmaul Khusna
1. Al
Muhyi
Al
Muhyi artinya Yang Maha Menghidupkan.
Allah
memberi kehidupan pada bumi. Bumi yang semula kering dan tandus menjadi subur
dan ditumbuhi pepohonan.
Allah
SWT berfirman dalam QS Al Fussilat/41 : 39 yang artinya
“dan sebagian dari tanda-tanda
(kebesaran)-Nya engkau melihat bumi itu kering dan tandus, tetapi apabila Kami
turunkan hujan diatasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya (Allah)
yang menghidupkannya pasti dapat menghidupkan yang mati; sesungguhnya Dia Maha
Kuasa atas segala sesuatu.
Jika
kita meyakini sifat Al Muhyi, kita harus memelihara kelangsungan hidup manusia.
Kita berdosa besar jika menghilangkan hak hidup sesame manusia. Barangsiapa
yang memelihara kehidupan seorang manusia berarti telah memelihara kehidupan
manusia seluruhnya.
2. Al
Mumitu
Al
Mumitu artinya Yang Maha Mematikan.
Rahasia
kematian hanyalah milik Allah. Allah adalah satu-satunya zat Yang Maha
Mematikan. Allah mengetahui kapan kita mati, apa sebabnya, dimana dan kemana
setelah mati.
Ketika
tiba kematian seseorang, tidak ada seorangpun yang dapat menghalanginya. Saat
Malaikat Izrail mencabut nyawa seseorang tidak ada seorangpun yang dapat bersembunyi darinya.
3. Al
Baqi
Al
Baqi artinya Yang Maha Kekal.
Allah
adalah zat yang kekal wujud-Nya.
Firman
Allah QS Al Qasas/28: 28 yang artinya “
dan janganlah (pula) engkau sembah tuhan yang lain selain Allah. Tidak ada tuhan (yang berhak disembah)
selain Dia. Segala sesuatu pasti binasa, kecuali Allah..”
4. Al
Basir
Al
Basir artinya Yang Maha Melihat
Allah
melihat semua amal yang kita kerjakan, walaupun tidak ada orang yang melihat
perbuatan kita, tetapi ingatlah bahwa Allah melihat apa yang kita kerjakan.
Firman
Allah QS Al Hasyr/59: 18 yang artinya :
“Wahai orang-orang yang
beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa
yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada
Allah. Sungguh, Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan”.
MEMBIASAKAN
AKHLAK TERPUJI
1.
Teguh
Pendirian
Teguh
pendirian berarti teguh apa yang menjadi pendapatnya.
Orang
yang mempunyai sifat teguh pendirian tidak akan mudah terpengaruh oleh orang
lain. Orang seperti ini tidak suka mencari muka, atau mengorbankan pendapatnya
hanya menyenangkan orang lain.
Kebalikan
dari sifat teguh pendirian yaitu niasa disebut plinpan.
Orang
plinplan akan mudah merasa bimbang, orang seperti ini tidak yakin dengan
pendiriannya, bahkan ia akan mudah mengubah pendiriannya demi orang lain.
2. Dermawan
Dermawan
yaitu orang yang dengan suka rela atau ikhlas memberikan bantuan.
Sifat
dermawan merupakan sifat suka memberikan hak miliknya kepada orang lain agar
dapat dimanfaatkan tanpa mengharapkan imbalan apa pun.
Firman
Allah QS Al Baqarah/2: 261 yang artinya :
“Perumpamaan orang yang
menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan
tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi
siapa yang Dia kehendaki dan Allah Maha Luas, Maha Mengetahui.”
Manusia
sebagai makhluk social selalu membutuhkan pertolongan orang lain karena mereka
hidup bertetangga.
a) Hidup
bertetangga
Hadits
Nabi yang artinya “barangsiapa yang
beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah memuliakan tetangga”.
(HR Muslim 67)
Orang-orang
yang tinggal di sekitar rumah kita disebut Tetangga.
Kita
harus menjunjung tinggi sikap tenggang rasa dengan tetangga. Tolong menolong
dalam kebaikan itu wajib hukumnya, apalagi tolong menolong dengan tetangga.
Sabda
Nabi “Tidaklah disebut mukmin orang yang
kenyang sedangkan tetangganya kelaparan.”(HR AL Bukhari).
b) Hidup
Bermasyarakat
Kehidupan
social dimulai dari yang paling kecil yaitu keluarga, tetangga, masyarakat,
bangsa dan Negara. Hidup bermasyarakat tidak dapat dihindari.
Adab
dalam bermasyarakat antara lain
-
Mengembangkan sikap toleransi dengan semua
anggota masyarakat
-
Menjaga hubungan baik dengan rajin
bersilaturrahmi
-
Mengikuti secara aktif dalam kegiatan social
dilngkungan masyarakat tempat tinggal kita.
-
Menghindari perilaku-perilaku yang dapat
menimbulkan permusuhan.
-
Menunjukkan kemuliaan akhlak seorang muslim.
JIka
kita mampu dan dapat menjaga hubungan baik dengan mansuia berrati kita juga
mampu menjaga hubungan baik dengan Allah.
MENGHINDARI AKHLAK TERCELA
A.
KIKIR
Kikir
kebalikan dari dermawan.
Kikir
atau bakhil yaitu enggan mengeluarkan sebagian harta yang dimilikinya kepada
yang berhak menerimanya. Padahal di dalam harta itu ada hak bagi orang fakir
miskin dan anak yatim. Maka orang yang bersifat kikir telah berkhianat kepada
Allah, karena ia tidak mau menunaikan amanat yang diberikan kepadanya; yaitu
berupa harta benda yang telah diterimanya.
Orang yang kikir atau bakhil
hanya akan menemui kesukaran, dan terjerumus ke dalam perbuatan dosa, menjadi
sombong, congkak, serta cinta dunia yang berlebihan
Menghindari
sifat kikir
1. Mengingat-ingat
bahwa harta yang kita miliki adalah titipan Allah
2. Mengingat
akibat buruk yang timbul dari sifat kikir
3. Membiasakan
diri member kepada orang lain walaupun sedikit
4. Melihat
kehidupan orang miskin yang serba kekurangan
5. Mengingat
pahala yang di dapat apabila kita bersifat dermawan
6. Sadar
bahwa harta benda tidak akan kekal dan dibawa mati.
B.
Serakah
SERAKAH yaitu sikap
tidak puas dengan yang menjadi hak atau miliknya, sehingga berupaya meraih yang
bukan haknya. Setiap orang berpotensi bersikap serakah.
Ciri-ciri orang serakah
antara lain :
Tidak mau berbagi atau
pelit, selalu menginginkan bagian paling banyak, rakus terhadap dunia, tidak
peduli terhadap kepentingan dan penderitaan orang lain.
Agar terhindar dari sifat serakah
antara lain
1. Membiasakan
diri mensyukuri setiap pemberian dari Allah swt dan mansuia
2. Menanamkan
dalam hati sifat qonaah
3. Tidak
membanding-bandingkan nikmat yang dimiliki orang lain dengan diri sendiri
4. Mengingat
azab Allah swt.
5. Tidak
melupakan kehidupan akhirat yang lebih kekal atau abadi.
C.
Kisah
Qorun
Qorun
bersifat kikir dan serakah. Ia tidak mau berzakat dan sedekah. Allah membenamkan
dirinya dan seluruh hartanya.
Terimakasih atas postingannya
BalasHapusBagus banget
BalasHapusBagus banget
Bagus banget
Iya
HapusMakasih ini bermanfaat banget tau
Hapus๐
Terimakasih ya yang buat ini
BalasHapusTerimakasih ya yang buat ini
Terimakasih ya yang buat ini
Terima kasih banyak postingan nya
BalasHapusThank
Thank
Thank
Terimakasih, jd bisa baca dengan lebih ringkas
BalasHapusBetul
HapusMakasih
HapusMakasih
HapusOke
BalasHapusTerima kasih
BalasHapusterima kasih
BalasHapusBagus. Trimakasih.
BalasHapusSangat bagus๐๐
BalasHapusMakasih ya ini membantu banget๐๐
BalasHapusTerima Kasih Ya
BalasHapus